Langsung ke konten utama

Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN dan Studi Islam di Indonesia

Abstrak

Perpustakan UIN/IAIN/STAIN merupakan perpustakan dengan koleksi konsentrasi mencakup bidang-bidang kajian Islam. Oleh karena itu Perpustakaan mempunyai peranan yang strategis dalam mendukung kegiatan studi Islam. Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN diharapkan dapat menyediakan koleksi yang dapat mendukung kegiatan pendidikan dan penelitian bagi kalangan sivitas akademika, dan kalangan ilmuwan muslim lainnya. Di samping itu dalam batas-batas tertentu pula Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN mencerminkan pencapaian kemajuan dan perkembangan bagi ilmu-ilmu Islam serta dapat menggambarkan peta intelektualisme yang berkembangan di dunia Islam, khususnya di Indonesia




I. PENDAHULUAN
Universitas Islam Negeri (UIN), Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) merupakan lembaga-lembaga pendidikan tinggi yang berada di lingkungan Departemen Agama. Pada awalnya berdirinya lembaga-lembaga tersebut bernama PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri) dan ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama). Tujuan awal didirikannya lembaga-lembaga pendidikan tinggi ini adalah adanya kebutuhan masyarakat Indonesia yang mayoritas beraga Islam akan pendidikan tinggi yang mengajarkan ilmu-ilmu agama. UIN/IAIN/STAIN sebagai lembaga pendidikan tinggi berfungsi sebagai sarana pengajaran agama Islam tingkat tinggi dan menjadi pusat pengembangan dan pendalaman ilmu pengetahuan agama Islam (Depag RI, 1997/1998: 2).
Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut terutama untuk mengajarkan dan mengembangakan ilmu-ilmu Islam tersebut memerlukan dukungan literatur atau sumber-sumber informasi yang cukup dan relevan, baik berupa sumber primer maupun sumber sekunder. Berbagai literatur atau sumber-sumber informasi tersebut biasanya diperoleh melalui sarana perpustakaan. Sekalipun bukan satu-satunya, perpustakaan merupakan suatu lembaga atau sarana yang paling dikenal masyarakat untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam mendukung kegiatan penelitian yang akan atau sedang dilakukannya. Oleh karena itulah perpustakaan menjadi penting bagi berbagai kegiatan ilmiah.
Dalam kaitan ini, Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN mempunyai peran yang signifikan dalam mendukung berbagai studi atau kajian serta penelitian ilmu-ilmu Islam. Dengan dukungan koleksi yang sebagian besar meliputi subyek-subyek dalam bidang kajian Islam serta subyek-subyek lain sebagai pendudung, Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN diharapkan mampu menjadi menjadi Pusat Studi dan Penelitian ilmu-ilmu Islam (Center for Islamic Studies and Research).

II. PEMBAHASAN
A. Studi Islam di Indonesia
Keberadaan UIN/IAIN/STAIN sebagai lembaga pendidikan tinggi yang berada di bawah lingkungan Departemen Agama berfungsi sebagai sarana pengajaran agama Islam tingkat tinggi dan menjadi pusat pengembangan dan pendalaman ilmu pengetahuan agama Islam (Depag RI, 1997/1998: 2). Pada perkembangannya terutama untuk memenuhi tuntutan perubahan dan perkembangan zaman, UIN/IAIN/STAIN diharapkan menjadi lembaga yang mampu menghasilkan para sarjana yang responsip terhadap tantangan zaman, dan kejadian-kejadian di dalam kehidupan bermasyarakat, serta diharapkan pula memiliki kualitas akdemis yang dapat diandalkan. Demikian demikian menurut Azyumardi Azra (1999: 161) terdapat dua tantangan yang harus dihadapi dan sekaligus menjadi tantangan UIN/IAIN/STAIN ke depan, yaitu yang disebut sebagai harapan sosial (social expectation) dan harapan akademis (academic expectation).
Untuk keperluan tersebut, sistem pendidikan yang dilaksanakan di UIN/IAIN /STAIN tidak lagi hanya mengajarkan ilmu-ilmu Islam tradisional saja. Pengajaran ilmu-ilmu Islam di UIN/IAIN/STAIN dibarengi pula dengan pengenalan terhadap berbagai ilmu-ilmu modern, baik ilmu-ilmu sosial maupun ilmu-ilmu alam. Tujuan utama dari pengenalan ini adalah terciptanya sarjana muslim yang tidak saja menguasai ilmu-ilmu agama, tetapi juga mampu menyampaikan pesan-pesan agama melalui ‘bahasa’ ilmu modern. Dengan kata lain seperti dikatakan orang adalah untuk menciptakan ‘ulama plus’.
Pendekatan yang dipakai dalam pengajaran ilmu-ilmu agama juga berbeda dengan sistem pendidikan Islam lainnya. Pendekatan non madzhabi menjadi bagian penting dalam pengajaran ilmu-ilmu agama di UIN/IAIN/STAIN. Berbagai kajian keislaman tidak lagi terikat atau cenderung memihak pada salah satu madzhab tertentu saja. Menurut Azra (1999: 172), hasil dari pendekatan ini tampak pada sekitar tahun 1970-an, yaitu dengan se semakin kurangnya pertikaian-pertikaian furu’iyah di kalangan masyarakat. Hal ini karena pendekatan non madzhabi ini tidak hanya berpengaruh pada pemudaran sekterianisme madzhab dan aliran pemikiran di lingkungan UIN/IAIN/STAIN saja, tetapi juga berimbas pada kalangan masyarakat muslim pada umumnya.
Dengan melihat berbagai perkembangan dan perubahan yang terjadi di dalam sistem pendidikan UIN/IAIN/STAIN tersebut, suatu hal yang pasti adalah perlunya juga perubahan dan pengembangan berbagai perangkat dan sarana pendukungnya. Salah satu sarana pendukung tersebut adalah perpustakaan. Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN dituntut untuk melakukan berbagai pembaharuan dalam rangka memberikan respon positif terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam sistem pendidikan.

B. Peran Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN
Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN merupakan salah satu jenis perpustakaan perguruan tinggi. Sebagaimana perpustakaan perguruan tinggi lainnya, perpustakaan UIN/IAIN/STAIN bertujuan untuk mendukung kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Dalam kegiatannya, perpustakaan perguruan tinggi bertugas menyediakan / mengumpulkan, mengolah, menyediakan pemanfaatan, dan menyebarluaskan Informasi (Depdikbud, 1979: 1-2). Dengan tugas tersebut diharapkan perpustakaan perguruan tinggi termasuk Perpustakaan IAIN dapat menjadi sarana yang efektif sebagai sumber belajar seperti diamanatkan oleh Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2 th. 1989 (1995: 40). Berdasarkan statuta yang dikeluarkan oleh Menteri Agama RI, tugas Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN adalah merencanakan pengembangan kepustakaan dan pustakawan, mengadakan dan memberikan pelayanan bahan pustaka untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, mengadakan kerjasama antar perpustakaan, mengendalikan, mengevaluasi, dan menyusun laporan kepustakaan (Depag RI, 1997: 62). Sesuai dengan bidang kajian UIN/IAIN/STAIN sebagai lembaga penyelenggara pendidikan agama Islam pada tingkat universitas, maka tugas utama perpustakaan IAIN adalah menyediakan, mengolah dan memberikan layanan informasi kepada segenap civitas akademika terutama dalam bidang kajian Islam.
Dengan melihat beberapa hal tersebut di atas, Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN mempunyai peran yang penting dan strategis dalam berbagai kajian dan pengembangan Ilmu-ilmu keislaman. Beberapa peran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN sebagai Pusat Kajian Islam
Perpustakaan sebagai pusat kajian ilmu tercermin dari adanya intensitas kegiatan ilmiah di lingkungan kampus dengan melibatkan perpustakaan sebagai basis ilmiah. Kegiatan tersebut sebagaimana tercermin dalam dua tugas pokok, yaitu perpustakaan sebagai sarana pendidikan dan sebagai sarana penelitian.
a) Sarana Pendidikan
Perpustakaan perguruan tinggi sebagaimana dijelaskan sebelumnya merupakan sarana belajar-mengajar. Peran ini merupakan fungsi utama dari perpustakaan perguruan tinggi atau universitas (Gates, 1968, 290). Oleh karena itu lazimnya perpustakaan perguruan tinggi, Perpustakaan IAIN harus dapat memenuhi keperluan informasi masyarakat kampus terutama bagi mahasiswa dan dosen. Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN dituntut untuk menyediakan bahan-bahan untuk keperluan studinya. Mahasiswa seperti dikutipMulyono (1996: 47) dari Graham (1986) bahwa sebagian besar mahasiwa mencari informasi karena didorong oleh tuntuntan-tuntutan kuliah mereka.
Peran sebagai pendukung kegiatan pendidikan ini akan menjadi efektif ketika terjadi hubungan yang baik antara perpustakaan, dosen dan mahasiswa. Sulityo Basuki (1993: 51) menggambarkan peran tersebut dalam suatu segitiga, di mana perpustakaan, dosen, dan mahasiswa saling berhubungan atau berkaitan. Mahasiwa maupun dosen berhubungan langsung dengan perpustakaan dalam mencari atau menelusur informasi. Perpustakaan juga memerlukan dosen dan mahasiswa dalam rangka penyediaan bahan-bahan yang diperlukan.

b) Sarana Penelitian
Sebagai sarana penelitian, Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN sebagai halnya perpustakaan perguruan tinggi lainnya, seperti disinyalir Sujono Trimo (1985: 3-4) harus mampu menjadi semacam clearing house dan social and cultural center, terutama menyangkut bidang kajian Islam. Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN berperan sebagai pendukung kegiatan penelitian, baik yang dilaksanakan oleh peneliti internal kampus, maupun oleh masyarakat umum yang ingin mengakaji Ilmu-ilmu Islam .
Dengan peran tersebut pengembangan koleksi Perpustakaan IAIN tidak semata-mata menyediakan buku-buku teks atau bahan-bahan lain untuk keperluan pengajaran semata, tetapi penyediaan bahan-bahan rujukan perlu mendapat perhatian yang seimbang. Berbagai karya atau manuskrip kuno, jurnal-jurnal ilmiah terutama dalam bidang kajian Islam perlu mendapat perhatian yang proporsional. Beragamnya jenis koleksi seperti bahan-bahan non cetak (non printed materials) juga harus dipertimbangkan.

2. Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN sebagai Pusat Informasi Islam
Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN merupakan perpustakaan dengan jenis koleksi khusus dalam bidang kajian Islam. Dengan kekhususan tersebut, Perpustakaan akan menjadi sarana bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan masalah-masalah ke-Islam-an. Perpustakaan akan menjadi rujukan bagi masyarakat dalam mendapatkan berbagai informasi Islam. Dengan kata lain Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN akan menjadi Pusat Informasi Islam (Islamic Information Center).
Sebagai Pusat Informasi Islam, Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN tidak saja diarahkan pada penyediaan informasi untuk kepentingan studi dan penelitian yang dibutuhkan oleh civitas akdemika dan para peneliti lainnya, tetapi juga dituntut untuk menyediakan beragam informasi untuk keperluan masyarakat secara luas. Informasi-informasi penting baik tentang kajian Islam maupun untuk keperluan praktis yang dibutuhkan masyarakat lazimnya harus tersedia di perpustakaan seperti informasi mengenai daftar makanan yang telah mendapat label halal dari pihak yang berwenang, informasi mengenai masalah aktual yang menyangkut persoalan kehidupan keagamaan, dan sebagainya.

3. Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN Sebagai Standar Bagi Kemajuan ilmu-ilmu Islam
Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN seperti juga perpustakaan lain akan mengumpulkan berbagai bahan pustaka atau sumber informasi terutama yang berkaitan dengan kajian Islam. Sebagai sarana penyimpanan dan pelestarian khazanah Islam, Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN merupakan standar atau barometer bagi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan yang dicapai oleh suatu masyarakat, terutama yang menyangkut ilmu-ilmu keislaman. Hal ini karena berbagai hasil karya intelektual yang berupa ilmu pengetahuan tersebut akan dsimpan dan dilestarikan di perpustakaan.
Di samping sebagai standar bagi perkembangan ilmu-ilmu Islam, koleksi perpustakaan UIN/IAIN/STAIN juga menggambarkan peta intelektual muslim Indonesia. Peta intelektual dari para cendekiawan muslim akan tercermin melalui karya-karya yang tersimpan di dalam perpustakaan. Bidang-bidang kajian serta subyek-subyek yang menjadi perhatian, serta kedalaman intelektual dari para cendekiawan muslim yang umumnya berasal dari lembaga pendidikan tinggi akan tergambar dari ada tidaknya di dalam koleksi perpustakaan.
Berbagai karya intelektual tersebut, dengan demikian, tidak hanya menggambarkan pencapaian kemajuan dan perkembangan ilmu-ilmu Islam, akan tetapi juga mencerminkan terhadap adanya intensitas, kreatifitas, dan kualitas pengembangan intelektual. Pengembangan intelektual dimaksud ditunjukkan dengan beragam subyek kajian keislaman, dan juga dari kualitas dan kuantitas hasil-hasil karya masyarakat yang tersimpan di perpustakaan.

C. Membangun Jaringan Informasi Studi Islam
Sampai saat ini, pusat-pusat studi Islam masih berjalan sendiri-sendiri dalam melakukan berbagai kegiatan ilmiah. Bentuk-bentuk jaringan yang ada seperti Jaringan Informasi Pengkajian Islam (JIPI) dan Pusat Dokumentasi dan Informasi Agama (PDIA) yang tugas pokoknya menghimpun dan menyebarluaskan data dan informasi kegamaan kepada para pemakai tidak berjalan efektif (Zainuddin, 1996/1997: 5).. Dengan melihat kenyataaan tersebut diperlukan kerjasama atau jaringan informasi dalam bidang studi Islam. Pembentukan jaringan ini didasarkan atas beberapa hal, yaitu :
a) Perlunya terjalin komunikasi yang efektif antar pusat-pusat studi Islam baik melalui perpustakaan atau unit informasi lain.
b) Kerjasama dalam bidang informasi akan sangat membantu para peneliti atau akademisi lain untuk dapat mengakses informasi dan mendapatkan literatur atau sumber-sumber informasi secara lebih luas.
c) Kerjasama perpustakaan atau jaringan informasi memungkinkan dilakukannya pemanfaatan bersama (resources sharing) teerhadap sumber daya informasi yang dimiliki.
Dengan demikian, kerjasama atau jaringan informasi dapat mengatasi berbagai keterbatasan yang dimiliki perpustakaan baik secara finansial maupun dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi para pemakainya

D. Agenda Perpustakaan ke depan
Dengan melihat berbagai kenyataan tersebut di atas, beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diusahakan dalam rangka pengembangan Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN sebagai basis studi Islam adalah sebagai berikut :
a) Menumbuhkan Kegiatan Ilmiah di lingkungn IAIN
Sebagai pusat studi Islam, UIN/IAIN/STAIN harus mampu menumbuhkan kegiatan ilmiah di lingkungan kampus. Menurut Azra (1999: 127) bahwa salah satu kendala bagi peningkatan studi Islam di IAIN adalah berkaitan dengan kelemahan sikap mental ilmiah bagi para civitas akademikanya. Baik dosen mapun mahasiwa masih sering terjebak dalam rutinitas akademis. Oleh karena itu interaksi ilmiah baik oleh dosen dengan pustakawan, mahasiwa dengan pustakawan, maupun para peneliti dengan pustakawan intensitasnya menjadi rendah. Hal ini jelas bukan sesuatu hal yang menguntungkan perpustakaan, tetapi sebaliknya sangat merugikan perpustakaan. Perpustakaan kehilangan mitra kerja utamanya.
b) Perlunya Literatur keislaman yang memadai
Hampir di semua Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN masalah koleksi menjadi masalah utama, baik secara kualitas maupun kuantitas. Terbatasnya jumlahnya koleksi atau literatur yang menjadi pendukung berbagai kegiaatan studi Islam menyebabkan kurangnya minat para civitas akademika dalam menggunakan perpustakaan. Oleh karena itu Perpustakaan IAIN dituntut untuk dapat menyediakan berbagai literatur yang cukup dan relevan bagi pengembangan kegiatan pendidikan amupun pengajaran. Pengembangan koleksi ini perlu memperhatikan kekhususan subyek bagi masing-masing UIN/IAIN/STAIN dalam bidang kajian Islam.
c) Pengadaan Jurnal-Jurnal Ilmiah
Keberadaan jurnal-jurnal Ilmiah di perpustakaan perguruan tinggi mempunyai peranan yang penting. Pada satu sisi jurnal ilmiah berfungsi sebagai pendukung para ilmuwan yang digunakan untuk rujukan maupun pijakan dalam melakukan studi lanjutan, dan di sisi yang lain jurnal ilmiah juga berfungsi sebagai sarana yang menuangkan berbagai hasil penelitian dari kegiatan atau kreatifitas intelaktualnya. Jurnal-jurnal ilmiah dalam bidang kajian Islam dapat menjadi sarana komunikasi yang efektif karena sifatnya yang aktual. Oleh karena itu pengadaan jurnal-jurnal dalam hal ini tidak semata-mata pada pelangganan jurnal-jurnal ilmiah baik dalam maupun luar negeri, tetapi juga menerbitkan jurnal sebagai sarana komunikasi ilmiah.
d) Perluasan layanan Perpustakaan
Di sebagian besar perpustakaan UIN/IAIN/STAIN baru berfungsi sebagai tempat peminjaman dan pengembalian buku-buku. Jasa atau layanan yang diberikan selain jasa peminajaman baru sebatas ‘selingan’ belaka. Akses informasi perpustakaan dalam berbagai bentuknya seperti jasa indeks dan abstrak, jasa AV, penelusuran informasi, jasa internet masih merupakan barang langka bagi perpustakaan.
e) Pengembangan sumber daya pengelola
Sumber daya pengelola perpustakaan memegang peran penting di dalam pengembangan perpustakaan secara menyeluruh. Peningkatan sumberdaya pengelola yang profesional dan mempunyai kualifikasi akademis yang tinggi akan sangat mendukung pengembangan perpustakan sebagai pusat kegiatan ilmiah.
f) Penyediaan sarana dan prasarana pendukung
Minimnya sarana dan prasarasan pendukung yang dimiliki Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN menyebabkan aktifitas atau kegiatan perpustakaan sulit berkembang. Untuk melakukan tugas-tugas rutin saja perpustakaan mengalami kesulitan, apalagi jka harus melakukan kerjasama. Oleh karena itu penyediaan sarana dan prasaranabagi peningkatan mutu layanan perpustakaan perlu diperhatikan.
g) Dukungan Birokrasi
Perpustakaan adalah lembaga non profit yang membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik secara finansial maupun moral. Keterlibatan para birokrat untuk untuk memperhatikan dan memberikan dukungan finansial yang cukup, serta dukungan dari berbagai pihak seperti dosen dan mahasiswa akan sangat membantu bagi perkembangan perpustakaan.

III. PENUTUP
Sebagai penutup dari tulisan ini, penulis ingin menggarisbawahi bahwa Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN merupakan cerminan dari kemajuan dan perkembangan ilmu-ilmu Islam, dan sekaligus juga menggambarkan perkembangan pemikiran masyarakat muslim. Akan tetapi, dengan kedua hal tersebut atau tidak, Perpustakaan UIN/IAIN/STAIN sangat diharapkan menjadi sarana utama untuk mendukung berbagai aktifitas studi Islam di Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azyumardi, Esei-esei Intelektual Muslim & Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1999

Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam : Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: Logos, 1999

Departemen Agama RI, , Buku Pedoman IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: 1997/1998

Departemen Agama RI, Keputusan Menteri Agama RI tentang Statuta dan Organisasi dan tata kerja Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1997

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 1979.

Gates, Jean Key, Introduction to Librarianship, New York: Mc-Graw Hill Book Company, 1968.

Graham, Thomas, “A Case of Tension: University Libraries, Student and Reading Provision”. In Student Reading Needs and higher Education. David Baker (Ed), London: LA Publisging, 1986. Dalam Pudji Muljono, Pemanfaatan Perpustakaan Oleh Mahasiwa Program Sarjana: Studi Kasus di Institut Pertanian Bogor, Majalah Ikatan Pustakawan Indonesia, No. 1-2, Vol. 18, 1996

IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, IAIN dan Tantangan Zaman, Jakarta: Panitia Lustrum, 1982

Meuleman, Johan Hendrik, IAIN di Persimpangan Jalan, PERTA : Jurnal Komunikasi Perguruanm Tinggi, Vol. 1, No. 1 September 1997.

Muljono, Pudji, “Pemanfaatan Perpustakaan Oleh Mahasiwa Program Sarjana: Studi Kasus di Institut Pertanian Bogor”, Majalah Ikatan Pustakawan Indonesia, No. 1-2, Vol. 18, 1996

Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Gramedia, 1993.

Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika, 1985.

Zaenudddin, Studi Pengembangan Jaringan Informasi Penelitian Keagamaan, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Agama Depag RI, 1996/1997

Komentar

  1. Assalamualaikum mas.. aku Hilal, no Hp njenengan pinten ya?

    Hpku
    085888888465

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Falsafah Iqra' dan Kepustakawanan Islam

  “ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. 96: 1-5). Agama Islam diturunkan oleh Allah SWT.   sebagai agama bagi seluruh umat manusia. Ajaran-ajaran agama Islam yang sumber pada wahyu baik berupa al-Qur’an maupun hadits diyakini telah memuat ajaran-ajaran yang bersifat konprehensif dan universal. Al-Qur’an sebagai sumber pokok ajaran Islam telah mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, dan berlaku sepanjang zaman. Selanjutnya hadits-hadits Nabi menjadi penjelasan ( al-bayan ), penguat ( al-ta’kid ), dan pemberi rincian ( al-tafshil ) pelaksanaan ajaran agama. Karakteristik komprehensifitas (kemenyeluruhan) al-Qur’an tersebut bukan berarti sumber-sumber pokok ajaran Islam tersebut telah mengatur se

Dunia Perbukuan Pada Masa Kejayaan Islam

Oleh : Agus Rifai Pustakawan Madya pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tradisi kepustakawanan tidak dapat dilepaskan dari dunia perbukuan. Buku merupakan salah satu bentuk media penyimpan informasi yang paling banyak dikenal masyarakat, dan merupakan salah satu jenis koleksi yang paling mendominasi di berbagai perpustakaan. Demikian pula dalam sejarah perpustakaan, buku merupakan sumber awal tumbuh dan berkembangnya perpustakaan-perpustakaan tanpa kecuali di dunia Islam.

Tentang Kepustakawanan Islam

Istilah kepustakawanan merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris, yaitu librarianship yang berasal dari kata librarian . Librarian   dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan pustakawan, yaitu seseorang yang bekerja di perpustakaan atau petugas perpustakaan yang mendapat pendidikan ilmu perpustakaan (Neufeldt, 1996). Dengan merujuk pada pengertian ini sesungguhnya kepustakawan merujuk pada tugas-tugas atau kegiatan pustakawan dalam kaitannya dengan perpustakaan, atau kegiatan dalam upaya-upaya pelaksanaan tugas-tugas dan pengembangan perpustakaan.